Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) membongkar permainan anggaran mark up pengadaan uninterruptible power supply (UPS) seharga miliaran rupiah dalam APBD DKI 2014. Ketika ditelusuri, salah satu pemenang tender CV Artha Prima Indah diduga beralamat fiktif.
Berdasarkan data yang diungkap Ahok, CV Artha Prima Indah merupakan pemenang tender pengadaan UPS untuk SMAN 94 yang berada di Jakarta Timur. Namun saat didatangi, alamat di Jalan Penganten Ali RT 08/06 No 65 C-D tidak ditemukan kantor perusahaan itu.
"Alamatnya di Penganten Ali RT 08 itu tidak ada, 65 C atau 65 D itu tidak ada, di RT saya ya. Apa lagi jenis bangunannya, tidak ada jenis bangunan itu dan tipe bangunan itu tidak pernah tipe bangunan seperti itu," kata Hans ketua Rt 08 yang dihubungi merdeka.com, Jumat (28/2).
Selama dia menjabat ketua RT, Hans mengaku tidak pernah mengetahui ada perusahaan CV Artha Prima Indah yang berlokasi di wilayahnya. "Nama CV Artha Prima Indah itu tidak ada di RT saya. Tidak pernah terdaftar di RT saya, tidak pernah ada data domisili," tegasnya.
Hans juga menegaskan kalau foto yang dimuat oleh salah satu media online mengenai lokasi bangunan CV Artha Prima di wilayahnya tidak benar.
"Kalau sekeliling jalan Penganten Ali itu tidak ada kabel-kabel yang terurai seperti itu. Nama CV itu tidak pernah terdaftar dari RT saya," pungkas Hans. (Merdeka.com)
Berdasarkan data yang diungkap Ahok, CV Artha Prima Indah merupakan pemenang tender pengadaan UPS untuk SMAN 94 yang berada di Jakarta Timur. Namun saat didatangi, alamat di Jalan Penganten Ali RT 08/06 No 65 C-D tidak ditemukan kantor perusahaan itu.
"Alamatnya di Penganten Ali RT 08 itu tidak ada, 65 C atau 65 D itu tidak ada, di RT saya ya. Apa lagi jenis bangunannya, tidak ada jenis bangunan itu dan tipe bangunan itu tidak pernah tipe bangunan seperti itu," kata Hans ketua Rt 08 yang dihubungi merdeka.com, Jumat (28/2).
Selama dia menjabat ketua RT, Hans mengaku tidak pernah mengetahui ada perusahaan CV Artha Prima Indah yang berlokasi di wilayahnya. "Nama CV Artha Prima Indah itu tidak ada di RT saya. Tidak pernah terdaftar di RT saya, tidak pernah ada data domisili," tegasnya.
Hans juga menegaskan kalau foto yang dimuat oleh salah satu media online mengenai lokasi bangunan CV Artha Prima di wilayahnya tidak benar.
"Kalau sekeliling jalan Penganten Ali itu tidak ada kabel-kabel yang terurai seperti itu. Nama CV itu tidak pernah terdaftar dari RT saya," pungkas Hans. (Merdeka.com)